Sungailiat, Liputanedukasi.com – Podcast milik Politeknik Manufaktur Negeri Bangka Belitung (Polman Babel), Pod-M, kembali hadir dalam episode terbaru yang menggali sisi lain dari dosen-dosen muda inspiratif, Selasa (15/04/2025)
Kali ini, giliran Limartaida Siahaan, S.Agr., M.Sc., dosen dari Program Studi Sarjana Terapan Pertanian Presisi, yang menjadi bintang tamu dalam perbincangan hangat bersama host Lamia Eva Rini, MBA.
Dalam obrolan santai namun penuh makna itu, Limartaida atau yang akrab disapa Marta, membagikan banyak cerita seputar perjalanan akademiknya hingga ketertarikannya pada dunia teh. Ya, teh. Topik yang mungkin terdengar sederhana, tapi menyimpan banyak filosofi dan pengalaman pribadi bagi dosen muda ini.
Marta adalah salah satu dosen baru yang bergabung di Polman Babel. Dengan latar belakang pendidikan S2 dari National Chung Hsing University, Taiwan, ia membawa perspektif segar ke dalam dunia pertanian presisi yang tengah berkembang pesat di kampus ini,” katanya.
Ia menuturkan bahwa sejak tahun 2019, dirinya mulai serius mendalami teh, bukan hanya sebagai minuman sehari-hari, tetapi sebagai budaya dan ilmu yang patut dieksplorasi lebih dalam.
“Teh itu bukan sekadar minuman, tapi bisa jadi cara untuk mengenal diri sendiri,” ujarnya.
Ketertarikannya pada teh bermula saat kuliah di Taiwan. Negeri Formosa tersebut dikenal memiliki tradisi minum teh yang kuat, dan dari sanalah Marta mulai mendalami berbagai jenis teh, cara penyeduhan yang benar, hingga makna filosofis di balik secangkir teh.
Tidak hanya berbagi soal teh, Marta juga menceritakan lika-liku perjuangannya menempuh pendidikan magister di luar negeri. Ia menekankan pentingnya keluar dari zona nyaman dan terus mencoba hal baru, apalagi bagi mahasiswa yang punya cita-cita besar.
“Belajar di luar negeri bukan soal akademik saja, tapi juga soal bertahan hidup, belajar budaya baru, dan mengenal banyak sudut pandang dan pengalaman ini pula yang ingin ia tularkan kepada mahasiswa Polman Babel agar berani bermimpi lebih jauh,” tuturnya.
Kehadiran Marta di Polman Babel bukan hanya memperkaya jajaran dosen, tetapi juga membuka ruang diskusi lintas budaya dan minat. Bahkan, ia berharap ke depannya bisa menginisiasi kegiatan seputar teh yang bisa melibatkan mahasiswa dan civitas akademika lainnya.
“Siapa tahu nanti kita bisa bikin klub teh atau workshop penyeduhan teh yang dikaitkan dengan pertanian presisi,” pungkasnya. (Jwn)


















